Jumat, 11 November 2011

Nothing Special !!

11-11-11 apa benar itu tanggal yang baik ?? Kalo menurut aku sich biasa aja, toh setiap tanggal itu sama, tidak ada istimewanya hahha :D Lagi nulis sambil dengerin musik galau itu pas banget buat nulis hehe
Hmmm pengen cerita dari mana yaa binguung -,-a hehe
Dimulai dari berangkat sekolah aja dech (keinget bikin agenda keseharian waktu di bangku SD). Berangkat sekolah, biasa diantar mama sampai dapat angkot (tapi akhir-akhir ini sering telat nyampe ke sekolah, nggak tahu kenapa), belajar sampai siang, trus latihan nyanyi bareng anak-anak kelas (lebih tepatnya paduan suara) untuk PENSI besok-sampai jam 4 sore (lama banget yaa), setelah itu pulang :)
Nyampe rumah langsung ngidupin kompi trus online, eeh iseng-iseng bukak tweetnya si masa lalu, ternyata dia lagi di rumah teman ku, terus sekalian aja tanya ke dia apa itu inang doge (via sms). Balasannya : "Py. Ndag tau lo dia doooo .. Eh ceweknya bsk ultah ya ? Soalnya barusan dia nitip boneka -__-". Hufft peduli ape gue ama ceweknya ?? Toh gue bukan siapa-siapa dia, bodo amat hahha
Ntah apa yang terjadi pada diriku belakangan ini, aku mulai malas belajar, nggak peduli sama orang disekitar-keluarga maupun teman-selalu bikin masalah, yang ada di otak ini cuma "bagaimana caranya aku bisa keluar dari keterpurukan masa lalu dan cara untuk bisa keluar dari daerah ini ? Cuma itu !
Jadi, kesimpulannya dari 11-11-11 adalah hari dimana aku melakukan semua aktivitas seperti biasanya, tidak ada yang menarik maupun menyenangkan :)

My bedroom 11-11-11 22.27

Sabtu, 05 November 2011

Tanpa Teman Aku Masih Bisa Hidup

Huffft akhirnya kembali, tapi aku tidak akan melanjutkan tulisan yang beberapa minggu lalu hahha udah bosan (padahal pengen). Entah sejak kapan aku lebih suka menulis seperti ini, seolah blog menjadi tempat curhatanku. Ya karena aku tidak suka menulis diary dengan tulisan tanngan, bikin pegel aja hahha. Lebih baik seperti ini, karena tidak banyak yang tau alamat blog ku :)

November 2011 Entah apa yang aku rasakan sekarang, semuanya berubah menjadi emosi. Saat semua mulai menghilang dari pikiran ini, kenapa temanku sendiri malah menghancurkannya. Jujur aku sudah tak ingin mendengar cerita tentang sosok masa laluku, tapi mengapa teman yang udah aku anggap sebagai sahabat harus menghancurkan semua yang udah aku perjuangkan selama ini ?? Pernahkah aku menyakitimu ? Pernahkah aku menceritakan kesedihan masa lalu mu ? Pernahkah aku membuatmu bersedih ? Kecewa ? Benci ?? Pernah tidaak !!!! Sedikit pun aku tak pernah melakukan itu, tapi mengapa kau buat aku seperti ini ? Apa salah kuuu ?? Memang aku tidak suka melihatkan kesedihanku di depan semuanya, tapi setidaknya kau tahu apa yang sedang terjadi padaku. Jujur aku MUAK dengan semua ini. Bagiku lebih baik tidak memiliki teman sekalipun sahabat, toh buat apa mereka, yang hanya membuat ku bersedih dan menjadi seperti ini. TANPA TEMAN AKU MASIH BISA HIDUP

Sabtu, 01 Oktober 2011

Senja telah hilang

Senja telah hilang dan aku kembali pada aktifitas ku dimalam hari. Selamaaatt malam semua ? Malam ini aku akan memulai menulis di blog ini, hehehe awalnya aku berfikir kalo menulis itu rada-rada susah. Makanya aku pengen mencoba bagaimana rasanya menulis hehhe. Oke... di blog ini aku akan menuangkan semua rasa sakit hatiku yang selama ini telah ku pendam.
Semua berawal dari sebuah perkenal diri, kala itu aku adalah murid baru di salah satu sekolah islam. Aku tergabung dalam kelompok Abu Bakar as Siddiq, itu adalah nama gugus MOS di sekolah baru ku. Awal MOS kami mulai memperkenalkan diri ke depan agar kakak pembimbing kami tidak ragu dengan nama kami masing-masing. Aku yang mendapat giliran terlebih dahulu langsung memperkenalkan diri. Ohh iya aku lupa memperkenalkan diri kepada kalian, mungkin karena terlalu bersemangat membuat tulisan ini. hehhee. Perkenalkan aku Dheppy, aku salah satu siswa SMA Swasta di kotaku. Kita lanjutkan kembali tulisan ini!!
Waktu aku memperkenalkan diri, guru pembimbingku bertanya:
"Apa cita-cita mu kelak?"
"Saya ingin menjadi seorang penjelajah"
Kenapa aku memilih cita-citaku menjadi seorang penjelajah? Karena aku terinspirasi dari tanyangan televisi swasta yang ada di Indonesia, aku berfikir kalo menjadi seorang penjelajah itu, kita bisa melihat keindahan alam semesta yang ada di Indonesia. Setelah aku memperkenalkan diri, tibalah giliran Marvin untuk memperkenalkan dirinya ke depan, aku yang diam-diam ingin mengenal dia lebih dekat, ingin tahu apa yang dicita-citakannya. Ternyata dia bercita-cita menjadi seorang TNI-AD. Begitu mendengar TNI-AD yang terbayang oleh ku adalah perperangan. Hehhee
Tiga hari telah berlalu, maka penutupan MOS pun dilaksanakan dengan baik dan memberikan rasa nyaman kepada kami siswa/i juga rasa kebersamaan. Setelah penutupan MOS dilaksanakan, guru-guru mengumumkan pembagian kelas kepada seluruh para siswa/i baru. Aku sudah tidak sabar untuk menunggunya, yang ada dalam pikiranku adalah aku ingin satu kelas kembali bersama Marvin. Tapi, ternyata kami beda kelas, tidak apa-apa kami kan masih bisa bertetangga, karena Marvin masuk kelas 7A sedangkan aku 7B.
Beberapa bulan berlalu ~~ bersambung : )

Jumat, 23 September 2011

Sekilas tentang Tryan Widjanarko







Rediansyah Satrianda Widjanarko adalah drummer dalam nama sebuah band VIERRA saat ini. Ka Tryan bukan hanya seorang drumer, tetapi seorang penulis lagu dan produser juga. Ia terlahir pada tanggal 28 Juni 1988.Anak dari pasangan Ny.Dewi Anggraini sama Bpk.Rene Vincent. Ka Tryan suka warna hijau dan merah. Ka Tryan suka Yoghurt Sour Sally. Oiya, prnah bercita-cita jadi presiden lhoo... Tingginya 167cm n' beratnya 53kg. Ka Tryan juga pernah juara drummer TERBAIK festival band seJakarta-Bogor wktu tahun 2OOO. Ka Tryan seneng denger music jazz. Ka Tryan punya 2 kakak(cowo semua) mreka tuh main gitar sama bass. Makanya Ka Tryan pilih buat main drum. Ka Tryan tuh seneng banget sama komik. Sampe" Ka Tryan privat belajar kungfu gara-gara komik k**ji .. pokoknya kalo Ka Tryan udh baca komik kayak kesurupan deh. Haha pernah dimarahin nyokap nya gara-gara baca komik sambil jalan , trus di tempat tidur. Alhasil matanya Ka Tryan minus. Ka Tryan adalah salah satu mahasiswa Universitas Indonesia, Dan bergabung dengan bagian politik. Walaupun sekarang ia meninggalkan pendidikan yang pertama, Karena jadwal band-nya terlalu ketat. Ka Tryan memiliki banyak penggemar, dan mungkin tidak dapat menghitung lagi. Penggemar-Nya disebut sebagai "TRYANHOLIC". Tryanholic akan selalu mendukung Ka Tryan, karena mereka sangat mencintainya. Menurut mereka, Ka Tryan adalah orang yang ramah. Ka Tryan tidak sombong meskipun band dia begitu terkenal di Indonesia. Ka Tryan adalah inspirasi saya pernah pernah dan selamanya, mengapa begitu? Karena, meskipun ia begitu sibuk dengan band-nya sekarang, dia masih bisa membuat bisnis baru. Dia memiliki resto di Lebak Bulus bernama Baz Berjes.

Ya, ka Tryan atau Biasa di singkat menjadi ka TW, cocok bgt buat dijadiin inspirasi Kita
:)
oh iya, mngkin klo lg pengen kuliner, kuliner Bisa Kalian ke resto ka tw
:D dijamin enak : p hehe dan jangan lupa untuk mengikuti twitter nya @tryanwidjanarko ~("."~)

Selasa, 02 Agustus 2011

Syukuri apa yang telah kita miliki hari ini :)

9 Summers 10 Autumns (dari Kota Apel ke The Big Apel)

Arema
 

Di kaki Gunung Panderman, di rumah berukuran 6 x 7 meter, seorang anak laki-laki bermimpi. Kelak, ia akan membangun kamar di rumah mungilnya. Hidup bertujuh dengan segala sesuatu yang terbatas, membuat ia bahkan tak memiliki kamar sendiri. Bapaknya, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Sementara ibunya, tidak tamat Sekolah Dasar. Ia tumbuh besar bersama empat saudara perempuan. Tak ada mainan yang bisa diingatnya. Tak ada sepeda, tak ada boneka, hanya buku-buku pelajaran yang menjadi “teman bermain”-nya. Di tengah kesulitan ekonomi, bersama saudara-saudaranya, ia mencari tambahan uang dengan berjualan di saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah, atau membantu tetangga berdagang di pasar. Pendidikanlah yang kemudian membentangkan jalan keluar dari penderitaan. Dan kesempatan memang hanya datang kepada siapa yang siap menerimanya. Dengan kegigihan, anak Kota Apel dapat bekerja di The Big Apple, New York. Sepuluh tahun mengembara di kota paling kosmopolit itu membuatnya berhasil mengangkat harkat keluarga sampai meraih posisi tinggi di salah satu perusahaan top dunia. Namun tak selamanya gemerlap lampu-lampu New York dapat mengobati kenangan yang getir. Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi dan menghadirkan seseorang yang membawanya menengok kembali ke masa lalu.

Dan pada akhirnya, cinta keluargalah yang menyelamatkan semuanya.

Endorsement

Bundelan kertas penting yang disesaki hikayat kerja keras, kehangatan keluarga, dan perantauan. Sungguh sebuah praktik man jadda wajada yang terang. Selamat mereguk semangat perjuangan dan kesabaran anak sopir angkot di sudut Jawa Timur yang berkilau di New York. Inspiratif.
A. Fuadi, Penulis best seller trilogi Negeri 5 Menara

….most of all it is a story of dreams come true, sharply focused by a person who knows what he wants. Certainly very relevant in today’s world which needs the dose of positive energy that Mr Iwan Setyawan delivers.
Wimar Witoelar, Authority in journalism, public relations and communication

Menggugah. Iwan berhasil membahasakan dengan ringan dan renyah bahwa pendidikan dan determinasi hidup adalah sahabat sejati perbaikan nasib manusia.
Anas Urbaningrum, Penulis, pencinta kuliner nusantara, politisi

Kisah Iwan menjadi bukti nyata tentang efek pendidikan.
Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar

“Sebuah buku wajib untuk generasi muda Indonesia. Sebuah kisah inspiratif yang mengingatkan kita untuk selalu berikhtiar dan ‘berlayar, terus berlayar, jangan hanya tunggu keajaiban untuk datang’. Sebuah pesan untuk selalu mensyukuri orang-orang di sekitar kita. Membuat kita senantiasa ingin sungkem kepada kedua orang tua.”
- Mohamad Al-Arief (Direktur Indonesia Relief-USA, Washington DC)

“Menggugah. Satu kata untuk novel ini. Iwan berhasil membahasakan dengan ringan dan renyah bahwa pendidikan dan determinasi hidup adalah sahabat sejati perbaikan nasib manusia. Bagi yang menghajatkan inspirasi, novel ini adalah jawabannya”
- Anas Urbaningrum (Penulis, pencinta kuliner nusantara, Politisi)

“Novel ini tidak bercerita tentang mimpi, tetapi tentang keberanian untuk menembus batas ketakutan. Kisah luar biasa yang diceritakan dengan lugas dan sederhana.“
- E.S ITO (Penulis best seller Negara Kelima dan Rahasia Meede)

“9 Summers 10 Autumns adalah novel rekonsiliasi masa lalu dan masa depan. Jika masa kini tantangan dan masa depan adalah kegelapan misteri, maka apa kekayaan terindah kita bila bukan masa lalu, biarpun kegetiran masih tergores di sana?“
- Mohamad Sobary (Mantan direktur Kantor Berita Antara, budayawan, tokoh NU)

“This is a story of classical motivation and the rewards and tribulations that come to people who have the perseverance to pursue their dreams. It is particularly compelling because the book addresses issues of cultural adaptation, the underlying moral of the story. It happens to be placed in the context of two very different cities, Malang and New York, that have opposing yet complementary cultural features. But most of all it is a story of dreams come true, sharply focused by a person who knows what he wants. Certainly very relevant in today’s world which needs the dose of positive energy that Mr Iwan Setyawan delivers.”
- Wimar Witoelar (Authority in journalism, public relations and communication)

“Pendidikan bukan saja mencerdaskan. Pendidikan adalah eskalator. Dia mengangkat derajat sosial ekonomi. Dia membukakan pintu-pintu baru untuk meraih kemajuan. Pendidikan adalah kunci dibalik keberhasilan Iwan. Orang-tuanya supir angkot, anaknya direktur di salah satu perusahaan paling terkemuka dunia, berkantor di New York. Kisah Iwan menjadi bukti nyata tentang efek pendidikan. Karena itu, berikanlah akses pendidikan berkualitas pada setiap anak Indonesia. Tidak peduli anak miskin atau kaya, anak kota atau desa. Keterdidikan mereka akan membawa Indonesia menuju pada cita-citanya. Iwan dari Kota Batu adalah bukti dan dia adalah inspirasi, bacalah novel ini dan kita akan merasakan optimisme itu tumbuh merekah”
- Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar)

“Ini adalah sebuah cerita tentang perjuangan hidup, ketegaran, ketulusan dalam kesederhanaan. Iwan bertutur dengan hatinya, lebih dari sekedar kumpulan kata. Bagai sebuah lukisan indah yang tidak semuanya berwarna cerah. Bertutur tanpa menggurui….menjadi inspirasi untuk membesarkan buah hati dengan hati. Chinese can be proud of the Tiger Mom. Ibuk adalah contoh nyata perempuan luar biasa, yang hatinya putih, lembut dipermukaannya namun kekuatan hatinya mampu membawa Iwan melanglang buana. Subhanallah.”
- Irma Martam (Ibu tiga anak, psikolog, kandidat Master in Public Health di George Washington University)

“Buku ini berhasil membuat saya tidak bisa berhenti membaca sampai dengan titik terakhir. Disampaikan dengan gaya bahasa yang indah bagai puisi, namun mudah dipahami tanpa kesan bertele-tele ataupun membosankan. Satu hal yang pasti Iwan bukan hanya menyampaikan kesulitan dan kenyamanan hidupnya, tapi juga menunjukkan kepada kita semua usaha dan kerja keras yang telah dilakukan dalam menempuh jalan dari Batu, kota Apel sampai ke New York, the Big Apple. Saat kita sadar nama keluarga kita adalah nama yang tidak memiliki “power” apapun, maka saat itulah juga kita seharusnya sadar akan segala tantangan besar di hadapan kita. Saya akan mewajibkan anak-anak saya membaca buku yang, untuk saya, mengharukan sekaligus inspiratif ini. Agar mereka sadar bahwa keluarga bukan sekedar sekumpulan orang-orang yang kebetulan memiliki pertalian darah dan masa lalu bukan cuma waktu yang sudah lewat.”
- Virginia Rusli (Ibu tiga anak, Pemimpin Redaksi Majalah CLARA)

“Bagi Iwan, mungkin tidak ada buah yang lebih bersejarah dibanding apel. Novel ini bagai jejak rekam memori seorang anak kampung dari kesunyian kebun apel hijau di Batu, lalu meniti hidup dengan kerja keras, dan tiba-tiba menemukan dirinya berkantor di the Big Apple, kota New York sebagai seorang direktur perusahaan multi nasional. Amboi, bagai sebuah dongeng, tapi nyata. Bagai mustahil, tapi ini riil. Buku ini ada bundelan kertas penting yang disesaki hikayat kerja keras, kehangatan keluarga dan perantauan. Sungguh sebuah praktik man jadda wajada yang terang. Selamat mereguk semangat perjuangan dan kesabaran seorang Iwan. Anak sopir angkot di sudut Jawa Timur yang berkilau di New York. Inspiratif.”
- Ahmad Fuadi (Penulis best seller trilogi Negeri 5 Menara)

“Saya tak mengenalnya sebagai teman kecil atau remaja. Tapi momen-momen yang terlalui bersama Iwan saat di New York selama tak lebih dari 6 bulan kini terasa lebih lengkap mengenalnya dg membaca cerita-cerita pendek di sini. Di novel ini, Iwan bertutur salah satu penggalan perjalanan hidupnya yang terjal, berliku. Cinta ibu, saudara perempuan & sahabat telah menemani kesetiaannya untuk sabar & kerja keras dlm perjalanan waktu yang tak pendek. Ada begitu banyak kekuatan tersimpan dalam cerita ini. Salah satu kekuatan itu adalah caranya yang selalu berpijak pada ingatan masa lalu dalam setiap langkah menapaki hari ini, terus menuju masa depan, seakan mau membuktikan apa yang dikatakan oleh William Faulkner bahwa masa lalu itu tak kan terlupakan, dan kenyataannya dia bukan masa lalu. Masa lalu ad/ sesuatu yang kita hidupi selalu setiap saat. Kisah-kisah di Novel ini membentangkan siklus hidup alam sagir yang bersahaja, merubah masa depannya sambil bertafakur seperti syair Frank Sinatra ‘life is like the season, after winter comes the spring..’”
- Usman Hamid (Aktifis hak asasi manusia, expert advisor untuk International Center for Transitional Justice, KontraS, Bapak dari Wisanggeni)

“Buat saya it is a compilation of lyrical essays using structure of a novel. Kesan yang bisa saya share adalah, novel kamu membangkitkan kesadaran pada saya bahwa pikiran positif tidak lahir dari dunia pikiran, tapi dari dunia perasaan. Kendati terkesan sebagai produk pikiran, merupakan hasil dialektika perasaan dan kepercayaan dalam memaknai realitas. Novel kamu sebuah celah yang bisa digunakan untuk mengenali sebuah tanda pada pikiran postif ; pikiran positif tidak mengenal sesal. Tanda ini membuat pikiran positif berada pada posisi lawan semua pikiran tentang takdir dan nasib.”
- Jim Supangkat (Independent curator)

“Sebuah kisah yang indah dan mengharukan, yang dituturkan dengan kejujuran, cinta dan rasa syukur. “9 Summers 10 Autumns,” bukanlah sekedar kisah luka dan airmata, bukan pula cerita cinta. Ia bahkan bukan semata-mata lakon perjuangan untuk menggapai kebahagiaan. Ia adalah prosa sebuah kehidupan. Sebuah perjalanan seorang anak manusia yang tak pernah berhenti mencari makna kehidupan dan di perjalanan ini ia belajar tentang cinta, jatuh cinta dengan kehidupan, dan menemukan jati dirinya.“
- Merlyna Lim. (profesor di Arizona State University)

Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi ?

Sinopsis Film Surat Kecil Untuk Tuhan
Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke (Dinda Hauw), seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki dan orang tua yang sangat menyayanginya. Selain itu Keke juga di kelilingi 6 sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya yaitu Andy (Esa Sigit)

Semuanya tampak begitu sempurna. Sampai kemudian kanker menghinggapinya. Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi"monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemotrapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua,rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktifitas seperti sedia kala.

Tak dinyana, setahun kemudian, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Sadar tak mungkin bertahan, tidak lantas membuatnya meyerah dan kalah. Semangatnya untuk tetap menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan

Trailer Film Surat Kecil Untuk Tuhan


Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.

Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.

Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..

Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…

Ke dunia yang Kau berikan padaku..

In memorial

Gita Sesa Wanda Cantika

Inspiring Mom :)

Surga Buat Habibie

Pengarang : Endang Setyati dibantu Eyi Puspita

Sinopsisnya :

“ Anak istimewa pasti datang pada orangtua istimewa. Endang Setyati bukan hanya ibu istimewa, ia juga perempuan istimewa. Ujian sekaligus rahmat terbesarnya adalah hadirnya Habibie Afsyah – seorang difabel penderita Muscular Dystrophy ( penciutan otot ) dan skoliosis – anak kandung semata wayangnya.

Endang menolak menyerah pada nasib. Cita – cita yang diembannya sejak dulu adalah menjadi orang sukses. Dan kali ini, ia tak bisa melangkah sendiri. Ia harus mengajak Habibie dalam setiap langkahnya. Bersama Habibie, sukses itu sudah dalam genggaman. Kesuksesan terbesarnya adalah mengantar Habibie – dalam segala keterbatasannya; fisik, ilmu, uang – menjadi orang yang mandiri secara finansial dan berani berkompetensi dilingkungan “normal. Menjadi seorang netpreneur yang kiprahnya diakui banyak orang.

Tanpa disangka, dalam perjalanannya mengantar Habibie pada kesuksesan, Endang menemukan potensi yang selama ini terpendam. Hebatnya, itu ternyata mampu menginspirasi banyak orang. “
Buku yang bisa menjadi inspirasi buat semua orang ^_^

“ Seseorang yang memiliki keterbatasan saja mampu menjadi orang sukses, bagaimana dengan kita yang telah diberikan kesempurnaan dan tidak kurang sesuatu hal apapun dalam diri kita, harusnya kita memiliki semangat yang lebih dan lebih lagi untuk mencapai semua hal yang diinginkan “